Ciamis, Wartakompas.com - Tarsum, seorang suami dari Ciamis, ditangkap setelah melakukan tindakan keji dengan membunuh dan memutilasi istrinya, Yanti. Kasus ini terjadi di Dusun Sindangjaya, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, pada Jumat (3/5/2024). "Teknis terkait detail mutilasi belum dapat kami jelaskan, masih dalam tahap penyidikan," ujar Kapolres Ciamis AKBP Akmal, Jumat. Setelah menerima laporan terkait kasus pembunuhan tersebut, polisi segera menuju lokasi kejadian dan berhasil mengamankan pelaku serta pisau yang diduga digunakan dalam aksi sadis itu. Berikut beberapa fakta terkait kasus suami yang membunuh dan memutilasi istrinya di Ciamis, disajikan dalam laporan Kompas TV:

Kronologi

Pembunuhan terjadi pada pagi hari sekitar pukul 07.30 WIB ketika korban bersiap untuk pergi ke masjid mengikuti pengajian Jumat pagi. Ketua RT 08 Desa Sindangjaya, Yoyo Taryo, menerima laporan tentang kejadian tersebut dari warga. Yoyo menjelaskan bahwa warga melaporkan bahwa Tarsum memukul istrinya sebelum akhirnya membunuh dan memutilasi tubuh Yanti. Yoyo pun segera melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Rancah. Usai membunuh istrinya, Tarsum bahkan menawarkan potongan jasad korban kepada tetangganya untuk dijual. Yoyo menceritakan bahwa Tarsum menawarkan daging korban yang disimpan dalam baskom kepada warga sekitar, termasuk dirinya.

Pelaku Sempat Coba Bunuh Diri

Sebelum melakukan aksi keji tersebut, Tarsum diduga sempat mencoba bunuh diri pada Sabtu (30/4/2024). Dia membenturkan kepalanya ke tembok dan mencoba mencekik dirinya sendiri, namun upaya ini berhasil digagalkan oleh tetangga. Kapolres Ciamis AKBP Akmal juga mengonfirmasi bahwa setelah membunuh dan memutilasi istrinya, Tarsum mencoba mengakhiri hidupnya sendiri. Pelaku terlihat memiliki beberapa luka pada tubuhnya, termasuk sayatan di lengan kiri dan luka tusukan di betis kanan.

Perubahan Perilaku dan Obat Penenang

Menurut keterangan keluarga dan masyarakat sekitar, Tarsum mengalami perubahan perilaku belakangan ini, termasuk mudah marah dan mencoba melarikan diri dari rumah. Hal ini dilaporkan ke Puskesmas Ranca oleh istri dan keluarga Tarsum, yang kemudian diberikan obat penenang. "Beberapa hari terakhir, perilaku Tarsum memang berubah drastis, mudah marah, dan sempat mencoba kabur dari rumah," ujar AKBP Akmal.

Pemeriksaan Kejiwaan

Polisi berencana untuk memeriksa kondisi kejiwaan Tarsum pada Senin (6/5/2024). Hingga kini, keadaan pelaku masih belum stabil, dan penyidik kesulitan mendapatkan keterangan yang konsisten dari pelaku. "Kondisi kejiwaan masih belum stabil. Kami sudah menjadwalkan pemeriksaan dengan dokter jiwa untuk menilai kondisi mental pelaku," kata Akmal.