Banda Aceh (Wartakompas) - Dalam suasana bulan suci Ramadhan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Selatan mengonfirmasi peningkatan volume sampah harian masyarakat hingga mencapai 20 persen. Kondisi ini menjadi fenomena yang umum terjadi setiap tahunnya. Teuku Masrizar, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Aceh Selatan, mengungkapkan perubahan tersebut dalam sebuah wawancara dari Banda Aceh pada hari Senin. "Kami mencatat peningkatan produksi sampah masyarakat selama bulan puasa, yang menjadi tren tahunan," katanya. Masrizar menjelaskan bahwa pada hari-hari biasa, volume sampah mencapai sekitar 10 ton per hari. Namun, selama bulan puasa saat ini, volume sampah meningkat menjadi 12 ton per hari, mencerminkan peningkatan sebesar 20 persen. Mayoritas sampah yang dihasilkan berasal dari rumah tangga, terutama sisa-sisa makanan dan limbah organik lainnya. Sementara itu, sampah dari perkantoran, baik pemerintah maupun swasta, cenderung stabil. "Dominasi sampah organik memudahkan dalam pengelolaannya. Kami memanfaatkannya sebagai bahan baku untuk pembuatan kompos atau pupuk organik," jelas Masrizar. Dalam upaya mengurangi volume sampah masyarakat, pemerintah daerah terus mendorong kesadaran masyarakat untuk memilah sampah organik dan non-organik. Sampah organik dapat diolah menjadi kompos atau pupuk, sementara sampah non-organik seperti plastik dan kardus dapat dijual untuk didaur ulang. "Memilah sampah memiliki banyak manfaat, tidak hanya dalam mengurangi volume sampah tetapi juga meningkatkan ekonomi masyarakat," tambah Masrizar. Dengan terus mendorong kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah, diharapkan bahwa peningkatan volume sampah selama bulan Ramadhan tidak hanya dapat dikendalikan, tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian lokal.